Pengertian Stres
Stress adalah respons tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari, setiap orang mengalaminya, stress memberi dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual, stress dapat mengancam keseimbangan fisiologis.
Stress emosi dapat menimbulkan perasaan negative atau destruktif terhadap diri sendiri dan oranglain. Stress intelektual akan mengganggu persepsi dan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah; stress sosial akan mengganggu hubungan individu terhadpa kehidupan (Hans Selye, 1956; Davis, at all. 1989; Barbara Kozier, et all. 1989).
Stressor
a)
Pengertian
Stressor adalah variabel yang dapat
diidentifikasikan sebagai penyebab timbunan stress, datangnya stressor dapat
sendiri-sendiri atau dapat pula bersamaan.
b)
Sumber stress
Sumber stress dapat berasal dari dalam
tubuh dan diluar tubuh, sumber stress dapat berupa biologik (contohnya bakteri
dapat mempengaruhi kesehatan manusia seperti tumbuhnya jewarat), fisik
(misalnya perubahan iklim, suhu, cuaca, dll.), kimia (contohnya dari dalam
tubuh berupa serum darah dan glukosa sedangkan dari luar dapat berupa obat,
pengobatan, pemakaian alcohol, dll.), sosial psikologik (misalnya prasangka,
letidakpuasan terhadap diri sendiri, kekejaman seperti aniayadan perkosan, dll.)
dan spiritual. Semua sumber diatas dipersepssikan dapat mengancam diri
individu. Terjadinya stress karena stressor tersebut dirasakan dan
dipersepsikan oleh individu sebagai suatu ancaman sehingga menimbulkan
kecemasahan yang merupakan tanda umum dan awal dari gangguan kesehatan fisik
dan psikologis.
Tidak hanya
stressor negative yang menyebabkan stress tetapi stressor positif pun dapat
menyebabkan stress, misalnya kenaikan pangkat, promosi jabatan, tumbuh kembang,
menikah, mempunyai anak, dll.
c)
Sifat stressor
1) Bagaimana kita mempersepsikan stressor;
2) Bagaimana intensitasnya terhadap stimulus;
3) Jumlah stressor yang harus kita hadapi pada
waktu yang sama;
4) Lamanya pemaparan stressor;
5) Pengalaman masa lalu kita;
6) Tingkat perkembangan.
d) Manifestasi psikologis kita terhadap stress
Manifestasi adalah gejala atau
gambaran yang dapat diamati secara subjektif maupun objektif dari individu yang
mengalami stress psikologis. Kozier, at all. (1989) mengemukakan bahwa
manifestasi psikologis individu yang mengalami stress, antara lain;
1) Kecemasan
Kecemasan adalah perasaan yang tidak
menyenangkan , tidak menentu dari dalam diri kita, dimana penyebabnya ini tidak
pasti atau tidak ada objek yang nyata. Misalnya, cemas nilai ujian rendah,
cemas menunggu giliran presentasi seminar proposal, cemas jelang siding meja
hijau.
2) Marah
Marah diartikan sebagai suatu reaksi
emosi yang subjektif, atau kejengkelan dan ketidakpuasan individu terhadap
tuntutan yang tidak terpenuhi. Ada tiga cara ekspresi yang konstruktif;
a. Aksi mencari perhatian orang lain dengan cara
memanggil nama.
b. Mencari penjelasan
c. Mengidentifikasi
e) Manifestasi kognitif individu terhadap stress
Manifestasi adalah reaksi dari
individu yang mengalami stress dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman
yang diimiliki untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
1) Penyelesaian masalah
2) Strukturisasi (menata/memanipulasi situasi agar
kejadian tidak muncul kembali)
3) Disiplin diri (self-control)
4) Supresi (menekan perasaan yang tidak
menyenangkan kedalam alam sadar;…”aku gamau pikirin itu hari ini, besok aja”…
5) Fantasi dan melamun
6) Berdoa atau sembahyang
f)
Respon individu secara verbal dan psikomotor
terhadap stress
Umumnya respon pertama individu
terhadap stress adalah merupakan spontanitas yang diungkapkan secara verbal dan
diikuti dengan gerakan dari ungkapan emosional psikomotor misalnya;
1) Menangis
2) Ketawa
3) Teriak
4) Memukul dan menyepak
5) Menggenggam, memegang dan meremas
6) Mencerca, mengumpat
g)
Respon individu terhadp stress
Stress sifatnya universiality yaitu umumnya semua orang sama dapat meraskannya
tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity .
Hubungan stadium perkembangan sakit
dengan stress, Potter & Perry (1989) membagi hubungan tingkat stress degnan
kejadian sakit;
1) Stress ringan
Biasanya stress ini tidak merusak
aspek fiiologis, sebaliknya stress sedang dan berat mempunyai resiko terjadinya
penyakit, stress ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang, misalnya;
kemacetan, dikritik
2) Stress sedang
Stress ini terjadi lebih lama
beberapa jam sampai beberapa hari contohnya kesepaktan yang belum selesai,
beban kerja yang berlebih, anggota keluarga pergi dalam waktu yang lama. Situasi
ini dapat menjadi faktor predisposisi suatu penyakit coroner.
3) Stress berat
Stress kronis yang terjadi beberapa
hari minggu sampai bertahun-tahun, misalnya hubungan suami istri yang tidak
harmonis, kesulitan finansial dan penyakit fisik yang lama.
U Upaya mengurangi stress
Mengapa stress hanya dapat dikurangi?
Keadaan
stress sesungguhnya tidak dapat dihilangkan dari kehidupan seseorang. Oleh
karena itu upaya yang dilakukan untuk mengurangi stress dapat dilakukan dengan
beberapa strategi berikut (Potter, et
all., 1989);
a) Membangun kebiasaan baru
b) Menghindari perubahan
c) Menyediakan waktu
d) Pengelolaan waktu
e) Modifikasi lingkungan
f) Katakana “tidak”
g) Mengurangi respon fisiologis terhadap stress,
diantaranya;
1. Latihan teratur
2. Meningkatkan respon perilaku dan emosi terhadap stress
3. System pendukung (keluarga, teman, kolega, dll.)
4. Meningkatkan harga diri
Posting Komentar
0Komentar